~ Di jalanan bukanlah pelarian, di jalanan adalah kehidupan.~
sebait lagu itulah yang sempat saya rekam di dalam ingatan ketika saya menumpangi angkutan umum kalideres-labuan. dua orang pengamen kisaran usia 15 tahun menyanyikan beberapa lagu karya Iwan Fals dan lagu karya mereka sendiri. dengan kelihaian menyusun kata-kata untuk menarik simpati para penumpang, mereka menyodorkan plastik bekas dengan harapan ada beberapa receh yang akan diberikan sekedar untuk nanti memebli makan #katanya. fenomena banyaknya anak jalanan memang tidak bisa dihilangkan begitu saja. ketidak merataan pendidikan dan alokasi dana yang seharusnya menjadi hak orang-orang menengah ke bawah menjadi salah banyak penyebab maraknya anak jalanan di Indonesia. Memang tak salah menjadi pengamen jika dibandingkan dengan pengemis yang hanya mengharapkan rasa kasihan dari orang-orang di jalan. namun bukankah alangkah lebih baik jika sebagai generasi penerus bangsa ini diberikan pelayanan kehidupan yang baik, dipenuhi setiap hak-hak mereka sebagai seorang anak. banyak anak jalanan yang usianya dibawah angka 10, bahkan balita. kenapa? karena mungkin rasa empati seseorang terhadap anak-anak jalanan versi balita akan jauh lebih besar dibandingkan dengan anak jalanan pada umumnya. tapi haruskah ini semua dibanggakan? haruskah hak bermain dan bahagia anak-anak itu diraih di jalanan? kehidupan di jalanan bukanlah kehidupan yang mudah untuk di jalani. kerasnya jalanan terkadang memaksa anak-anak jalanan untuk bertindak kriminal. mungkin terkadang kita melihat mereka tertawa atau terkesan bahagia, tapi selayaknya seorang anak mereka merindukan indahnya bermain, belajar, dan hangatnya keluarga dalam kalungan rumah meski sederhana. semoga ke depannya, anak jalanan di Indonesia akan semakin berkurang bahkan hilang dalam radar kehidupan. Semoga cita sukses mereka tercapai untuk kehidupan yang lebih baik lagi :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar