Sabtu, 26 Oktober 2013

Terkadang emang gak gampang buat tetep sok kuat padahal sakitnya gak ketahan. Ditambah tanggung jawab yang sekarang dibebanin juga gak mudah. Banyak hal yang seharusnya dipertimbangkan terlebih dahulu, seharusnya. Tapi, apalah daya ketika semangat berkobar di awal perjalanan, ketika semua tawaran berjuang dan tantangan hinggap di depan mata yaa langsung aja disikat dan digenggam sekuat tenaga. Tapi, ya memang pada intinya harus ada manajemen waktu yang baik. Untuk menjalankan tanggung jawab sebagai seseorang yang diberi amanah, untuk bertanggung jawab sebagai mahasiswa yang mau UTS, bertanggung jawab sebagai mahasiswa yang sekarang punya junior, sebagai pemuda  yang bertanggung jawab mengibarkan kembali semangat untuk tetap motivasi dan bertanggung jawab sebagai seorang anak rantau yang kadang harus sabar kalo ada 'godaan' untuk segera pulang ke kampung halaman.
Terkadang memang terasa berat untuk dijalani dan diselesaikan. Namun itulah tantangan terhebat yang harus dipahami. Ketika sedih melanda, sakit menerpa dan berbagai cobaan lain menemani, itulah masa dimana gue harus membuka kembali lembaran-lembaran kertas lusuh yang berisi tulisan-tulisan tajam yang memaksa gue harus keep on fire and fighting dalam menyelesaikan apa yang udah gue mulai. Harus tetep semangat walaupun kata 'nyerah' untuk melambaikan tangannya meminta segera dijemput. Okelah, sejenak mengisi hari dengan air mata boleh. Sejenak untuk menyendiri boleh. Sejenak untuk menyadari kelemahan yang ada boleh. Tapi ya itu seharusnya hanya SEJENAK. Jangan sampai berlarut-larut. Kalo kata temen gue sih "Gak boleh ada kata nyerah. Sekalipun elu gagal harus tetep semangat sampe si gagal menyerah sama kita". Woy, ngomong sih gampang ngejalaninnya yang susah walopun itu bener sih *pasrah* -"

Sabtu, 19 Oktober 2013

Pemimpin bukan Penguasa

"Bukan sekedar untuk berkuasa dan menguasai tapi untuk mensejahterakan rakyatnya" -Danhil-

Indonesia sebagai negara yang kaya sumber daya alam ini kini sedang mengalami krisis pemimpin yang sejatinya benar-benar pemimpin. Pemimpin yang berjuang untuk kepentingan rakyat sesuai apa yang mereka teriakan dalam masa kampanye. Pemimpin yang adil, jujur, amanah dan bertanggung jawab atas amanah yang disematkan kepadanya. Dan juga pemimpin yang bisa membedakan urusan pribadi dan kepentingan umum sebagai tugas utamanya. Tulisan ini sebenarnya hanyalah sebuah opini atau pandangan saya pribadi terhadap apa yang saya rasakan dan apa yang saya lihat di lingkungan sekitar. Petikan kalimat yang saya 'colong' itulah yang sebenarnya menarik saya untuk menuangkan pendapat saya. Kalimat tersebut terdengar sederhana namun sebenarnya syarat makna. Kalimat tersebut saya dengar dalam sebuah acara debat walikota Kota Serang beberapa bulan lalu. Ya, ini adalah catatan lama yang sempat tertunda karena beberapa masalah pribadi. Saya sangat setuju dengan kalimat yang disampaikan salah satu dosen di Untirta tersebut bahwasanya seseorang yang 'mengajukan diri' untuk menjadi penguasa tidak boleh bertujuan sekedar berkuasa dan menguasai tanah yang kaya ini, tapi juga untuk mensejahterakan rakyat. Dewasa ini banyak sekali 'pemimpin' namun berkuasa penuh atas wilayahnya. Dia mencoba menguasai wilayah tersebut dan memperkaya dirinya namun tidak memperhatikan rakyat yang seharusnya disejahterakannya. Banyak hal yang dapat membuktikan hal tersebut terutama wilayah yang masih dalam naungan bupati seperti di kabupaten Serang, Pandeglang dan Lebak. Saya tahu bahasan awal adalah mengenai Walikota. Namun apa salahnya kita melihat keadaan kampung yang seolah tidak terjamah oleh teknologi yang kini sudah semakin modern. Sebutlah kampung eksodan di kecamatan Padarincang Kabupaten Serang. Di kampung tersebut jangankan internet, listrik pun belum menyebar rata. Taraf hidup masyarakatnya pun masih banyak yang berada di garis kemiskinan. Pemerintah seolah menutup mata meskipun telinga mereka mendengar derita rakyat. Pemimpin haruslah mengerti kondisi rakyatnya. Memimpin untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup mayarakat, tak lagi memimpin untuk menebalkan kantong pribadi dan kelompoknya sendiri.

Penantian dan celah malam

Ada rasa yang meminta mata untuk tetap terjaga
Meski raga menuntut letih untuk segera pergi
Kelabu waktu menatap tajam menusuk kalbu
Detik berlalu namun tetap ditunggu sang waktu
Yang berkabar perih dalam syahdu malam lalu.

Ijroil seolah terkutuk yang dihindari
Nyatanya ia hanya patuh pada Sang Ilahi
Setiap mata menatap dengan penuh tangis dan duka
Menanti dengan penuh tanya
Siapkah kita?
Siapkah dia?
Ayat Al Qur'an dilantunkan
Mengharap kemudahan-Nya atas segala upaya
Derita tak akan selamanya menjadi derita
Karena setelah hujan yang deras
Akan ada pelangi yang memberi senyum bahagia.


Mrs.x

Mrs. x namanya. Gadis yang cantik yang kukira seumuran denganku, hanya saja postur badannya jauh lebih mungil dan memiliki tahi lalat di wajahnya. Beberapa saat kuperhatikan apa yang disampaikannya sore itu. 'Oh, pantas' hanya kata itu yang kulontarkan ketika aku melihat kaos hitam dengan goresan berwarna merah bertuliskan nama pemiliknya. Bukan nama individual melainkan nama sebuah organisasi eksternal yang memang kerap melakukan orasi di sekitaran kampus. Ya, sore itu si gadis berorasi mengenai kebijakan yang ada di kampusku. Mulai dari sarana prasarana, terutama lahan untuk parkir yang kian hilang karena pembangunan laboratorium yang -sejatinya- terasa janggal sampai masalah kualitas dosen yang ada di kampus. Hal yang sama sebenarnya aku rasakan. Banyak sarana prasarana yang hanya menjadi aksesoris tnapa fungsi yang jelas, ditambah lagi dengan lahan parkir yang semakin menipis bahkan sekedar untuk jalan kaki pun terasa agak 'rempong'. Tapi aku tetap bangga menjadi bagian dari kampus perjuangan ini. Karena dari sinilah aku akan membuat sejarah baru di kehidupanku dan menyalakan lilin untuk terangnya masa depan. Terimakasih mrs.x semoga harapan anda, saya dan semua mahasiswa didengar sang petinggi, segera memperbaiki tanpa berbelitnya birokrasi! :)

Selasa, 08 Oktober 2013

Gue gak tau sejak kapan gue suka nulis, ya sekalipun itu sekedar nulis coretan kaya gini. tapi faktanya sih gue pernah punya buku diary haha manis kaaan? :D
Banyak yang bilang kalo gue kaya cowo, bahkan sering dipanggil abang (parah kan? ish kejam) padahal if you know gue ini feminim banget lho. Buktinya gue sering pake rok haha
Anggaplah tulisan ini adalah sebuah klarifikasi (eh bener gak yaaa? *ceritanyamikir*) dari beberapa pernyataan orang-orang yang kadang memiringkan status gue haha. Duh sorry mungkin ini edisi agak alay, maklumlah dini hari pikiran udah agak kebelenger sama tugas-tugas kemaren sama calon tugas-tugas hari ini syalalaaa~
Oke, setelah ditelaah akhirnya gue faham kenapa cukup banyak orang yang bilang gue cewek yang -yaa secara gak langsung- tomboi. Menurut wikipedia sih tomboi itu sikap atau perilaku anak perempuan yang bersifat seperti laki-laki. Di wikipedia juga disebutin beberapa ciri-ciri wanita tomboi lho. Yang pertama suka main permaninan anak-anak cowo kaya sepak bola, yang kedua lebih suka maen (ya semacam kongkow gitulah) sama anak cowo, yang ketiga lebih suka pelajaran yang dianggpa dominasi cowo dan terakhir suka pake pakaian yang maskulin. Nah, kalo liat ciri-ciri itu ada beberapa hal nih yang mau dibahas. Pertama gue emang suka permainan cowo kaya maen bola tapi jaman kecil juga gue suka kali maen boneka atau rumah-rumahan yang orangnya dari kertas gitu, gue juga maen masak-masakan malah sampe sekarang hobi gue ya masak, dimana-mana ya masak. Gak percaya? mau nantangin? yuk, lomba bikin rendang gue gak takut haha *belagudikit*. Yang kedua lebih suka maen sama cowo. Hemm, maen sih enggak selalu ama cowo yaa. Dan sebagai muslimah yang baik *uhuk-uhuk* gue sih belom pernah tuh maen dimana posisi gue sebagai cewe sendirian. Gak boleh di dalam syari'at islam. Betul tidak? hehe tapi ya emang sih kalo di kelas pas jaman gue muda dulu, gue lebih sering ngobrol sama temen-temen cowo. Mereka lebih asyik soalnya, gak mulu bahas artis alay yang cowo2nya lemah gemulai atau bahas gossip gitu dan yang paling penting sih cowo itu gak bahas tentang cowo. ya kaaan? haha Cowo juga biasanya gak sensitif perasaannya kaya cewe, jadi enak diajak bercanda dan gila-gilaan, yaa biar gak stres gitu haha
Okeh, ketiga lebih suka pelajaran dominan cowo kaya matematika. Duh, itu sih jaman dulu banget. Terakhir jatuh cinta sama matematika aja pas gue kelas X. Abis itu mah gue jaga jarak aman dari matematika, takutnya keserempet haha tapi Alhamdulillah seenggak sukanya sama matematika pas semester satu tetep dapet A :D The last suka pake pakean yang maskulin. Ah kalo gue sih enggak kaya gitu deh, malah gue suka pake rok lho walaupun ya sekalipun pake rok kadang 'jiwa cowo'nya tetep aja ada *kata temen gue* sedih amat yaaa :'( Yaa mungkin sih sebenernya yang ngebedain atau membuat gue terlihat tetep tomboi itu pertama gue gak terlalu suka pake aksesoris cewe bahkan perhiasan semacam cincin atau anting. Ribet gitu rasanya, berat kalo cuma 1-2 gram doang haha. Gue malah pernah dibeliin tuh perhiasan sama Abi, tapi cuma kuat nempel di badan beberapa bulan aja. Untung Abi baik hati, tidak sombong dan kurang rajin menabung jadilah itu perhiasan bisa hengkang dari badan gue, cihuy ~ The second is gue gak suka pake make up. Kalo sekedar bedak cusson baby sih kadang gue juga pake, biar kece dikiiit gitu haha tapi kalo udah harus pake make up lain-lain kaya buat di alis, bulu mata atau kelopak mata atau apajalah yang lainnya gue masih belom pede dan gak yakin aja gitu sama diri sendiri. Serasa aneh. Pernah sekali di make up kaya gitu pas acara nikahan sodara ipar teteh eh malah ada yang ngajak nikah, idiw amat yaaa walaupun kata temen gue it means gue terlihat beautiful like an angel kalo di make up kyaaa haha. Gue juga belom pede kalo harus pake kerudung di ubed-ubed begitu, walopun lagi trend gue mah orang ndeso sih jadi kurang suka ngikutin trend begituan :D Ketiga, gue lebih suka barang-barang cowo. Nah barang-barang disini maksudnya kaya sepatu atau tas atau jamlah yaa. Bukan barang-barang aneh yang lain. Tapi lagilagi harus gue perjelas kalo gue punya lho sepatu model cewe, lumayan banyaklah dan itu pemberian semua atau teteh gue yang beliin haha gue sih belom pernah beli sepatu model cewe sendiri, tapi teteplah yaa gue pernah pake sepatu model cewe yang imut-imut itu, tapi bukan highheels yang gak nginjek bumi itu lho yaaa :3 Buat tas sendiri gue emang lebih suka tas yang gak cewe-cewe banget, lebih muat banyak barang soalnya. kalo tas cewe kan biasanya kecil dan gitu deh pokoknya mah haha
Apalagi yaa? kuisioner tentang ini belom semua keisi sih haha tapi segimanapun gue dibilang tomboi aslinya gue keibuan banget lho. Gue seneng banget sama anak kecil, yaa sekitar 5 taun lah gue melewati hari-hari dimana gue harus jadi ya kaya baby sitter gitulah. Udah hafal banget sama tingkah anak kecil, gue juga suka masak *aswhatisaidbefore* gue masak buat sarapan, lunch, and dinner. Gue juga suka bikin kue lhoo walaupun pernah bikin kue bantet gegara adonannya gak ngembang, wooosh ~ Semua pekerjaan ibu rumah tangga juga udah hafal di kamus gue. Dari A sampe Z. Bahkan -kadang- kerjaan bapak rumah tangga kaya ngangkat galon, macul sampe 'ngegepuk' kelapa pun udah kecatet di sejarah gue. Nih, bekas kena golok masih ada, kenang-kenangan pas idul adha taun kapaan gitu, pas gue ditinggal sendirian di rumah dan harus masak sendirian sampe bikin santen dari kelapa tua yang masih utuh tuh utuh sendirian juga. Ah indahnya hidup ini haha
Pada intinya sih sekalipun banyak yang bilang gue kaya cowo yaa teteplah yaa, sesuai kodratnya gue adalah cewe manis yang imut nan lucu serta menikmasti semua aktivitas seorang cewe kecuali make up kali yaa haha. Berhubung udah adzan subuh, itu ajalah coretan gak penting yang mau pajang di blog ini. Yaa blog gue sih emang judulnya cuma buat jadi media curhat aja. Tulisan kan memiliki kekuatan yang lebih hebat dibanding sebuah perbuatan -terkadang- tapi terkadang juga harus sebaliknya. Yaa siapa tau ada yang baca terus terinspirasi atau jadi dapet ilham gitu dari cerita gue kan kan kan kecipratan pahalanya kalo diambil sisi positifnya hehe :D Terimakasih, dan selamat sholat subuuuuh :)

Gatau sih ini apa.

Hanya tulisan malam yang -sejatinya- tak mampu ku artikan. Hanya sekedar ukiran pena tentang sebuah kerinduan. Hanya sebuah cerita yang tak mampu terlupakan.
Bu, kini usiaku telah beranjak menua. Tak lagi seperti dulu ketika kau disampingku. Ada pilu ketika kusadari tak lagi dirimu menemaniku. Hanya waktu sepi yang membuatku semakin tersiksa.
Kurindu satu masa ketika kau membelai lembut tingkah bodohku. Mengajarkanku tetap berlari meski terjatuh. Mengajakku tertawa meski luka tak juga sirna.
'Mengapa Kau panggil ibuku?' terkadang, itulah tanyaku kepada Tuhan. Meski tak seharusnya kupertanyakan namun air mata tak selalu dapat tertahan.
Kini, malamku hanya kelabu. Tak lagi seperti dulu.
Terkadang aku membenci untuk tetap bertahan. Dalam kesendirian siang maupun malam. Namun kusadar, inilah kehidupan.