Minggu, 26 Mei 2013

Belajar dari pohon pisang

as agent of change, sesungguhnya menjadi mahasiswa bukanlah perihal yang mudah. segala hal dalam hidup kita dikritisi dan kita juga perlu  mengkritisinya. setiap langkah kita menjadi penentu kehidupan di masa depan. sebenarnya tidak hanya mahasiswa yang memiliki tugas sebagai agent of change namun juga seluruh elemen masyarakat perlu menyadari bahwa keberadaanya adalah sebagai agen perubahan di bumi ini, entah berubah menjadi lebih baik atau lebih buruk. namun ketika anda berada di posisi 'mahasiswa' ada beban tersendiri yang sejatinya melekat pada status anda tersebut untuk memberikan yang terbaik untuk bangsa tercinta ini. mungkin tidak untuk semua orang, tapi itu yang saya rasakan. malu rasanya ketika berstatus sebagai mahasiswa tapi tidak memberikan kontribusi positif dan membangun pada negeri ini. seharusnya mahasiswa, khususnya, atau siapapun belajar dari pohon pisang. mengapa pohon pisang? karena pohon pisang memiliki prinsip hidup yang kuat. dia tak akan mati sebelum menghasilkan buah. artinya janganlah kita mati (walaupun umur tidak ada yang tahu kapan masa tenggang dan masa aktifnya) sebelum melakukan dan memberikan sesuatu yang berguna wal manfaat untuk orang lain dan lingkungan di sekitar kita. tidak perlu melakukan hal-hal yang terkesan 'besar'. namun kita perlu memulainya dari hal-hal yang kecil. yang penting bisa bermanfaat bagi orang lain. sehingga ketika akhirnya nyawa kita dipanggil oleh Sang Khalik, kita memiliki amalan yang bisa dipertanggung jawabkan dan tentunya membantu timbangan amal ibadah kita di akhirat kelak Intinya, ayo berikan dan lakukan yang terbaik untuk negeri ini, jangan sampe beraksi setelah negeri ini sendiri. Bangga jadi Indonesia, bangga untuk bisa berkontribusi! :)
picture by : http://anaknusantara.com

Koruptor oh Koruptor

Malam ini saya menyaksikan penayangan ulang acara Matanajwa yang mengangkat masalah 'Penjara Istimewa'-nya para koruptor di Indonesia. Di luar dugaan, ternyata tempat mendekam para koruptor itu benar-benar istimewa dengan fasilitas-fasilitas yang sangat luar biasa. berbeda dengan saya, dimana kostan saya isinya ya alakadarnya saja. di penjara tersebut mereka mendapatkan fasilitas layaknya di hotel bintang 5 meskipun ada juga yang hanya difasilitasi sederhana tapi tetap saja fasilitas-fasilitas tersebut diluar kewajaran lembaga pemasyarakatan pada umumnya. fasilitas-fasilitas tersebut antara lain telepon genggam, Ipod, Ipad, televisi, WC duduk, tablet, dan lain-lain. bagaimana pandangan anda dengan semua ini? kalo saya pribadi melihat adanya ketidak adilan yang sangat gamblang di negeri Indonesia tercinta ini. mengapa? karena kita tahu bahwa sanya pernah ada sebuah kisah dimana seorang ibu tua yang mencuri beberapa umbi singkong untuk memenuhi kebutuhan pangannya harus menerima hukuman beberapa bulan atau tahun (mohon maaf saya lupa) serta bayaran denda (mohon maaf saya kurang tau pasti) yang ditetapkan oleh hakim karena tuntutan jaksa penuntut umum. jika kita lihat secara nyata, jika singkong tersebut diuangkan, berapa rupiah kah yang dicuri oleh sang ibu? saya rasa tidak lebih dari sepuluh ribu rupiah. ya, si ibu yang hanya mencuri sekitar sepuluh ribu rupiah saja harus menerima hukuman seberat itu padahal seharusnya pemimpinnya menyadari mengapa seorang ibu tua harus dengan berat hati mencuri singkong untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. seorang pemimpin jelas harus mampu mengayomi dan memfasilitasi serta memberikan kenyamanan, keamanan dan kesejahteraan kepada mereka yang dipimpinnya. pemimpin bukanlah seorang penguasa. pemimpin adalah mereka yang diamanahkan untuk mewakili rakyat kecil untuk menjalankan aspirasi mereka untuk kehidupan yang lebih baik tentunya. Indonesia sebagai negara yang sangat kaya seolah bagaikan sepiring makanan yang penuh dengan makanan yang sehat dan nikmat namun ternyata makanan-makanan tersebut sedang diincar oleh seekor tikus pintar dan berdasi yang secara perlahan mendekati piring tersebut untuk mencuri makanan tersebut. Banyak yang mengatakan bahwa Indonesia adalah negeri surganya para koruptor. sangat jelas ini bukanlah sebuah kebanggaan. justru sebaliknya ini adalah cambukan yang sangat berat untuk Indonesia terutama para pemimpin serta lembaga terkait pemberantasan korupsi (dalam hal ini KPK -> Komisi Pemberantasa Korupsi Cc: Abraham Samad) untuk ke depannya dapat mewujudkan tujuan nasional bangsa Indonesia yang tercantum dalam Pemnukaan UUD NRI 1945 alinea ke empat. Pemberantasan korupsi juga pada dasarnya bukan hanya tugas lembaga terkait, melainkan juga tugas setiap warga negara Indonesia tanpa terkecuali. Ketika kesempatan datang untuk melakukan tindak pidana korupsi mungkin anda akan tergiur, namun ingatlah bahwasanya harta bukanlah bahagia utama di dunia ini. s
Semuanya akan ada pembalasan yag setimpal. terutama balasan dari Tuhan di akhirat kelak :)
*Katakan Tidak Untuk Korupsi*
pictute from -> http://yustisi.com/wp-content/woo_custom/12459-say-no-to-korupsi.jpg

Jumat, 24 Mei 2013

Haruskah aku pergi?

siang itu, seorang bayi tak berdosa menatap dunia dengan tenang.
tangisnya menghadirkan senyum dan bahagia untuk semua orang.
kabar itu kudapat ketika sore menjelang.
kuucapkan selamat atas bahagia mereka.
namun bahagia itu tak bertahan lama,
entah mengapa ada sedikit luka di dada.
Tuhan, haruskah aku bertahan?
ketika orang-orang menganggapku hilang,
pergi dan lenyap dan kemunafikan.
kusadari tak salah tangis bahagia itu,
kumengerti ego yang sebenarnya ada di hatiku,
entah apa yang harus kulakukan,
tetap bertahan atau pergi?
lelah.
dalam sunyi malam ini,
aku berdoa untuk bahagia mereka,
untuk senyum indah mereka,
untuk masa depan yang lebih terasa.
kujemput mimpi,
kutekadkan niat,
kusiapkan mental,
dan aku siap untuk segala kemungkinan yang menanti. 

Setelah kau renggut hatiku

Bulan purnama menyapa malam dengan lembut
memberi kehangatan dalam syahdu hatiku
entah apa yang kurasa malam ini
sepi,
sedih,
lelah,
hancur.
rasanya ingin aku pergi ke bulan
menyendiri dalam sepi
menghindari setiap detik keramaian
yang membuatku semakin terpuruk
sunyi dan melebur dalam kesedihan.
aku mengerti,
dunia tak mengandung bahagia
karenanya ingin kujemput bahagia itu
namun sayangnya
bahagia itu telah pergi
setelah kau renggut hatiku
dan kau tak mengembalikannya
dan berpaling untuk yang lain

*kacau! hahaha*

Kamis, 23 Mei 2013

Tingginya nilai ekonomi "Osphronemus gouramy"

Night kawans! udah cukup lama nih gak curhat dan share disini, maklum kuota habisy :D okeh, tonight i'll put some words about Osphronemus gouramy. kenapa gurame? karena ternyata eh ternyata gurame memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi. buktinya? ada dongs pastinya. but before it, gue mau jelasin nih sedikit banyak ciri-ciri morfologi dari si Gurame ini. 
Gurame atau bahasa latinnya Osphronemus gouramy merupakan demersal air tawar yang tubuhnya berbentuk pipih, memiliki labirin sebagai alat pernafasan tambahan yang terdapat di pangkal insang bentuknya seperti lembaran-lembaran, sisiknya termasuk ctenoid (duri-duri pada posforior sisik), ekornya membundar, sirp ventral termodifikasi menjadi cambuk yang berfungsi sebagai indra dalam mencari makanan/ radar, warnanya abu-abu, torasik, tumbuh dan berkembang di perairan tropis dan sub tropis, senang hidup pada air yang tenang dan dalam, teduh, tidak lembab, curah hujannya cukup tinggi, bebas polusi dan banyak tumbuhan air serta dia merupakan herbivora.
jadi, selasa lalu (21 mei 2013) gue dan kawans Wonder Fish praktikum tentang sistem rangka ikan yang fungsinya buat menyokong tubuh ikan, melindungi organ dalam ikan dan sebagai alat gerak ikan. nah, jadi proses pembuatan rangka ikan itu ada 3 yaitu secara fisika, kimia dan biologi. yang kita praktekin sih secara biologi. gimana caranya? it was simple but it was hard too. how?
pertama ikan dibuang sisiknya sampai bersih, kemudian dengan pisau yang tajam dagingnya disayat secara perlahan, mendatar sepanjang sisi badannya/ lateral. daging yang ada pada kepala disayat dengan bantuan pinset. kemudian, tulang-tulang yang masih ditempeli sisa daging diletakkan diatas saringan lalu diletakkan sitempau terbuka supaya didatangi semut untuk memakan sisa-sisa dagingnya (susah banget nih bagian ini, semutnya gamau datang sama sekali huhu) harus dijaga dari ancaman kucing juga yaa. 
ya kikra-kira begitulah, dan ngenesnya kelompok temen gue  yang udah buat itu sistem rangka eh rangkanya malah DIMAKAN KUCING. Omegaat sekali ini. walhasil gue jadi korban untuk menemani berkelana mencari gurame di seluruh peloksok Serang. unfortunatelly, di Pasar Rau dan Taman sari yang notabene "katanya sih" banyak guramenya pun gak ada. galau melanda akhirnya gue ngajak dia ke Carrefour yang pastinya ada tapi harganya itu lho, MAHAL. dan bener aja harga satu ekor gurame yang lumayan gede kena Rp. 30.000, ini sih bisa buat makan 6x maaan. tapi tak apalah yah, hikmahnya sih dari kucing nakal yang iseng makan itu rangka, temen gue jadi belajar untuk ngefillet ikan sendiri dan lebih waspada tentunya haha ^-^ kalo dijalanin hepi sih semuanya pasti berjalan dengan baik dan enggak membebani :)
Osphronemus gouramy

Selasa, 07 Mei 2013

Kenapa aku harus kenal orang dengan ekonomi tinggi?

terkadang gue mikir kenapa yah dulu gue kepilih ke Amrik? emang sih sejujurnya itu prestasi dan kebanggaan tersendiri buat gue. tapi rasanya sedih juga. i'm not coming from rich family and most of them is rich people. sedih rasanya kalo denger cerita-cerita yang indah, perjalanan hidup mereka yang mulus tanpa masalah ekonomi yang selalu aja jadi point utama. ya emang sih dengan mengenal mereka gue juga terinspirasi untuk bisa lebih baik, tapi kalo inget dan faktanya latar belakang sosial ekonomi kita jauh berbeda kadang terbersit kalo apa yang gue harepin sama seperti mereka itu gak mungkin gue dapetin. okeh,  mungkin aja, ya itu mungkin but it's really hard guys -_- sebenernya when we talk about happiness, bahagia itu sederhana dan simple aja. apalagi harus menyangkut pautkan bahagia dengan 'materi'. tapi faktanya tidak semudah yang dibayangkan. kadang malah bikin gue minder karena gue terlalu katro untuk bergaul dengan orang yang lebih ngerti abad 21 ini kaya apa. walaupun pada faktanya mereka welcome to me tapi kok guenya yang canggung yah? malu malu gimana gitu. serasa gak pantes, walaupun gue tahu toh kita sama-sama orang, tapi tetep aja gak smeudah ngomong atau update di pesbuk, gak semudah ngerjain soal uts PKn yang boleh open book dan gak semudah membalikan telapak tangan. semuanya penuh pengorbanan. Alhamdulillah sih gue masih bisa kuliah, dibanding masih banyak anak Indonesia yang belom bisa kuliah. tapi lagi-lagi kalo ngeliat orang yang kehidupanya gak usah mikirin besok makan apa, pengen beli sepatu harus ngirit apa, harus kerja apa deelel. ya ini sih iseng2 aja, pada intinya -ya namanya manusia- kita pasti pernah nyerah menghadapi hidup yang keras apalagi untuk orang-orang dengan ekonomi yang rendah. Semuanya akan indah pada waktunya, tergantung usaha kitanya aja. masa depannya mau kaya gimana, iya gak? :')

Semua tentang Kita

hari ini kurasakann rindu yang tak terduga.
ah, ya aku benar-benar rindu.
rindu semua tentang kita.

hampir satu tahun kita tak lagi bersama
meskipun sesaat kita berjumpa dan kembali bercanda
namun itu tidaklah sama.

ah, aku merindu.
merindu saat kita duduk bersama selama hampir 12 jam
berkutat dan bertempur dengan tugas-tugas bersama
bernyanyi bersama
tertawa bersama
dan semuanya

ya kurindukan semuanya,
saat kita sapa Ibu Guru tercinta dengan gaya anak TK
atau ketika kita 'belajar bersama' dan disapa 'manis' oleh pak guru
ketika kita terkantuk bersama oleh hipnotes biologi
dan semuanya.
ya SEMUANYA :')

semoga sukses itu hadir untuk kita semuaaa


It's about attitude

Malam itu saya baru saja menyelesaikan tugas pengabdian masyarakat yaitu mengajar di sebuah masjid di perumahan bhayangkara. karena khawatir bensin motor sekarat di pertengahan perjalanan akhirnya saya dan teman saya memutuskan untuk menuju SPBU terdekat. ketika sedang mengantri ada sebuah mobil yang disampingnya ada sebuah motor yang rupanya hendak mengantri juga melaju cukup lama. tak sampai 5detik kaca mobil itu pun dibuka. di dalamnya ada dua orang wanita -yang satu berjilbab- yang berparas cantk namun tidak saja marah dan mencaci maki motor yang hendak mengantri tadi. sepertinya pengendara motor itu melakukan sebuah kesalahan, entah apa. namun kagetnya, wanita cantik itu memaki dengan sangat lantang hingga hampir semua hewan yang ada di kebun binatang dia absen namanya. Astaghfirullah, seharusnya wanita itu dapat bicara dengan baik dan lebih sopan serta lembut. inilah yang banyak terjadi, menyelesaikan suatu masalah dengan emosi dan tanpa pemikiran yang matang untuk menyelesaikannya. yang ada hanya cacian dan makian yang jelas menunjukkan perilaku yang tidak terpuji. ini hanya sebuah cerita singkat, semoga menyadarkan kita untuk lebih baik lagi. Semoga Allah menjaga kita untuk selalu menjadi pribadi yang mampu bersabar karena-Nya :)

Minggu, 05 Mei 2013

Seminar "Buku dan Masa Depan"


Dalam rangka memperingati hari buku 17 mei 2013 nanti, Ikatan Mahasiswa Regional Banten akan mengadakan seminar "Buku dan Masa Depan" yang akan dilaksanakan di ruang serba guna Perpusatakaan Daerah Provinsi Banten pada 18 mei 2013 pukul 09.00 s.d. selesai. selain mengadakan seminar kami juga melakukan penggalangan buku-buku bekas namun layak pakai dimulai dari awal mei lalu untuk nantinya disalurkan ke pihak-pihak yang membutuhkan seperti taman bacaan, sekolah-sekolah terpencil dan lain-lain. Seminar ini akan menghadirkan penulis, motivatir sekaligus Owner dari Berita Cilegon Online (BCO) yaitu kang Fauzi Al-Barra. Di seminar ini akan membahas bagaimana pentingnya buku dan keuntungan dari buku itu sendiri untuk masa yang akan datang. Pada seminar ini akan ada doorprize-nya juga lho yaitu 5 buah buku untuk 5 orang yang beruntung karya kang Fauzi Al Barra yang berjudul "Terapi Otak Gizi Buruk" dijamin bukunya keren banget deh :).
Pesertanya terdiri dari pelajar yang diundang sebagai delegasi dari beberapa sekolah tertentu, mahasiswa, dan umu alias siapa saja yang berminat. Hanya Rp. 5000 dan anda akan mendapatkan Sertifikat, Ilmu yang Manfaat serta snack agar tidak kelaparan hehe plus sebuah buku yang baru saja launching untuk 5 orang peserta yang beruntung. tunggu apalagi yuk gabung di seminar ini, tinggal ketika nama (spasi) sekolah/universitas/umum terus kirim deh ke 089698226173. gampang kna? yuk gabung secepatnyaa :)


NB: efek dari ide ini -> almost everyday gue ngechat temen-temen, adek kelas nyampe guru buat nanyain "punya buku bekas gak?" hehe walo agak khawatir masalah pendanaan pas hari H nanti, semoga semuanya lancar dan berjalan sesuai harapan :)

---"Satu Buku Sama Dengan Satu Mimpi Untuk Banten Lebih Baik"---

Curhatan untuk Bu Gubernur

Pagi itu saya bersiap bersama seorang sahabat untuk melakukan perjalanan dengan menggunakan sepeda motor dari Serang menuju Pandeglang. pagi yang cerah nan indah. udara segar menyapa dan mengisi tiap detik nadi kehidupan. di perjalanan entah kenapa saya tidak bisa untuk tidak mengkritik tiap sudut jalan yang mata saya tangkap. terutama mengani infrastruktur yang ada di kota Serang, pusat pemerintahan Provinsi Banten. Jadi, begini. ini hanyalah sepucuk doa atau harapan yang saya pinta semoga terkabul dan Banten menjadi lebh baik.
Bu, saya hanyalah seorang perantau. yang tumbuh besar di tanah yang ibu pimpin.
saya tak begitu cinta dengan tanah gersang itu, hingga akhirnya saya melihat tanah subur yang begitu indah.
Bu, saya tidak menyalahkan smeua keburukan yang terjadi pada Ibu.
namun, yang saya tau, 5 tahun lebih Ibu berkuasa tidak ada perubahan yang merata dan signifikan yang terjadi di Provinsi yang kaya akan sumber daya alam, indahnya budaya, megahnya pesona pantainya dan kini satu-satunya tanah dunia yang Badak bercula satu di ujung kulon sana.
bu, terkadang terlintas dipikiran saya, "pernahkah ibu mengunjungi Kota Pandeglang?" (tapi saya dengar kemaren ibu ke Pandeglang untuk peresmian MTQ yah? mungkin jalan kita berbeda) atau "lewat mana yah rute yang dilalui Ibu Gubernur jika hendak mennuju KP3B?" kenapa pertanyaan-pertanyaan itu ada? karena saya melihat akses jalan yang buruk ketika melewati jalan jika hendak menuju Pandeglang. begitupun jika saya hendak pergi ke Bogor mengendarai sepeda motor. Banyak infrastruktur yang jauh dari layak di sekitar Petir, Pandeglang, Rangkasbitung dan jalan-jalan lain yang sejatinya merupakan satu-satunya jalan utama untuk melakukan perjalanan. sebenarnya, terkadang saya juga bertanya "apakah ibu pernah mengunjungi terminal pakupatan yang ada di Serang?" kenapa? karena terminal itu hanya beberapa meter jauhnya dari kampus saya, bahkan terkadang seolah terminal itu telah beralih lahan menjadi tepat di depan gerbang kampus saya bu. sebenarnya bukan itu yang saya permasalahkan melainkan keadaan terminal itu sendiri. terminal provinsi yang merupakan pusat dari semua terminal di provinsi namun tingkat kelayakan dan fasilitasnya sangat minim. mushola terkesan agak 'kumuh' dan yang paling utama disana tidak ada tempat sampah. saya tidak bohong. sudah berkali-kali saya mengelilingi terminal itu dan yang saya lihat hanyalah sampah yang berserakan dimana-mana karena disana tidak ada tempat sampah. saya tak hanya asal bicara kok Bu. saya tanyakan mengenai problem sampah itu kepada para pedagang asongan yang tiap hari ya berjuang disitu. Bu, saya tidak begitu mengenal Ibu, bahkan saya tidak tahu mengenai keluarga Chosiyah yang katanya sangat luar biasa itu. saya tau saya hanya perantau kecil yang akhirnya jatuh cinta pada tanah surga yang begitu mengkhawatirkan ini. tak banyak pinta saya Bu, hanya lebih pedulilah pada kami -orang biasa- yang sejatinya membutuhkan perhatian dan tangan ikhlas untuk membantu dari orang-orang berkelas dan wakil-wakil rakyat yang bijak seperti Ibu. mungkin ini sedikit keluh kesah saya. karena jika saya harus berdiri di hadapan para demonstran yang menuntut Ibu untuk lengser dari jabatan, saya rasa itu hanya membuang tenaga karena toh Ibu tidak pernah mendengar keluhan kami, kaum miskin teraniaya. semoga Ibu tidak tersinggung dengan tatanan bahasa yang memiliki makna dari saya ini. Saya bangga jadi satu yang mencinta Banten Bu. Selamat juga atas terpilihnya penerima pengahrgaan KP3 itu, duh saya lupa pastinya Bu. Semoga Banten Lebih Baik lagi, dan nggak usah deh capek-capek para mahasiswa ngedemo Ibu untuk turun jabatan lagi. Ya, Semogaa :)

i was you were here, mom :)

Sore itu kusapa beberapa anak jalanan yang lari dipinggiran jalan.
tawanya merdu dan ringan.
menatap senyum mereka bagaikan siang dengan cerahnya awan.
Tuhan, inilah yang Kau tunjukkan.

kuberi pertanyaan ringan untuk mereka,
tak ada beban,
tak ada masalah,
hanya bahagia yang dirasa.

Kulihat mereka berlari menuju gubuk tua,
gubuk yang seharusnya mendapat perhatian pemerintah,
gubuk yang di dalamnya mereka mendapat bahagia,
cinta dan kasih sayang.

seorang wanita paruh baya menyapa,
memeluk mereka,
memberi cinta untuk mereka,
dan bertaruh nyawa.

ah, wanita.
ya seorang wanita.
aku merindukan sosoknya.
seorang wanita 'perkasa' yang kucinta.
meski aku lupa
betapa indah parasnya,
betapa lembut belainya,
betapa hangat peluknya.
ah Tuhan ..
aku merindukannya.
aku merindukan wanita itu.
yang telah kembali pada-Mu 14 tahun lalu.
aku berharap kurasakan kembali hangat peluk itu,
atau senyum yang menyapa ketika aku pulang,
atau pundak yang setia ketika aku tak mampu bertahan.
ah Tuhan
kurindukan dia,
dia yang sederhana,
dia yang menjelma bagai biddadari dunia,
di IBUKU ...
*ketikakerinduanmenyapa
*pertemuanlahobatnya
*namunjikapertemuanituhanyasebatasasa
*biarlahdo'ayangkupanjatkanuntuknya :')

Kamis, 02 Mei 2013

Indonesia = Surganya Koruptor "Innalillahi




TRAGIS betul kisah hukuman bagi koruptor di negeri ini, lihat saja, misalnya, Aat Syafa'at yang telah terbukti melakukan tindak pidana korupsi proyek pembangunan dermaga Pelabuhan Kubangsari senilai Rp 45 miliar lebih itu, hanya divonis 3,5 tahun penjara, denda Rp 400 juta dan membayar uang pengganti Rp 7 miliar. Jika dikalkulasikan secara logis, berarti jika dikurangi denda dan uang pengganti, uang korupsi Aat masih tersisa Rp 37,6 miliar lagi.

Mendekam 3,5 tahun penjara bukanlah masa yang cukup lama, belum lagi nanti mendapat remisi, grasi atau abolisi, yang intinya menambah mengurangi masa tahanan penjara. Jika demikian, enak benar koruptor di negeri ini, pantas jika adagium mengatakan bahwa negeri ini adalah sorganya koruptor. Hukuman dunia boleh lemah, dibutakan, tidak adil, penuh kepincangan, tapi jelas tidak hukuman di akhirat kelak.

Selain Aat, saya yakin sangat banyak koruptor di Banten khususnya, baik dilingkungan Pemprov, Pemda maupun Pemkot. Tinggal penegakan hukum, antara lain, Kejaksaan, LSM, dan pihak-pihak terkait harus saling bekerja sama dalam kebaikan untuk memberantas para koruptor di Banten. Dan tak terlupakan, tugas KPK harus terus memantau perkembangan korupsi di daerah, berbagai pihak harus melaporkan gelagat korupsi baik eksekutif maupun legislatif di Banten.

Padahal dikatakan kejahatan korupsi tergolong extra ordinary crime, tapi vonisnya sama sekali sangat jauh dari nilai-nilai extra ordinary. Inilah sebetulnya sangat mengkhawatirkan, karena bisa saja menjadi contoh bagi para calon koruptor lainnya untuk melakukan hal yang sama. Orang akan berpikir, lebih baik korupsi besar-besaran daripada melakukan kejahatan kelas teri. Dengan kondisi penegakan hukum seperti ini, nampaknya Indonesia masih akan sangat jauh dapat terbebas dari korupsi. Negeri ini harus belajar dari Negeri Tirai Bambu.

Berbagai pihak pendukung hukuman berat bagi koruptor selalu mengacu ke China, dan memuji berbagai usaha China dalam menumpas penyakit korupsi yang mewabah di ranah para penentu kebijakan. Salah satu cara yang diusulkan para pendukung hukuman berat adalah memperkenalkan hukuman mati bagi pelaku korupsi di Indonesia. Mereka menganjurkan untuk belajar dari Cina dan dari kebijakannya dalam memberantas korupsi.

Menurut perkiraan Amnesty International, sekitar 1.770 orang dieksekusi di China pada tahun 2005, dan 3.900 orang dijatuhi hukuman mati. Beberapa ahli hukum China memperkirakan bahwa sebetulnya jumlah yang sesungguhnya jauh lebih besar, dan bahkan mungkin mendekati 8.000 eksekusi per tahun. Pihak-pihak lain bahkan menyebutkan angka 10.000.

Bahkan sebagai akibat terlalu banyaknya kasus eksekusi mati terhadap para pelaku korupsi, hakim tertinggi di Cina, Xiao Yang, ketua Mahkamah Agung, mendesak para hakim untuk tidak menjatuhkan hukuman mati apabila masih mungkin memberi hukuman yang lebih ringan. Mahkamah Agung China menyetujui amandemen terhadap undang-undang kriminal yang memusatkan kontrol atas eksekusi. Mahkamah Agung China akan kembali memperoleh wewenang memutuskan seluruh hukuman mati. Gerakan ini dilihat sebagai jawaban terhadap meningkatknya kritik publik terhadap meluasnya praktek hukuman mati secara sewenang-wenang (Rainer Adam, 2007).

Setiap negara memang memiliki alasan tersendiri untuk memberlakukan hukuman bagi koruptor. Kasus di China mungkin yang paling ekstrem di mana koruptor harus berakhir di tiang gantungan. Atau di Asia umumnya,  termasuk di Indonesia, masih memberlakukan hukuman mati. Aurilia Placias (2004), seorang tokoh HAM, optimis bahwa keadaan ini akan berubah. Menurut dia, di Asia terjadi pengurangan jumlah eksekusi. Selain itu, sudah jauh lebih banyak aktifis dan organisasi Hak Azasi Manusia di Asia yang menentang hukuman mati.

Berseberangan dengan itu, banyak negara-negara maju yang mulai tidak memberlakukan hukuman mati. Paling tidak ada empat cacat utama yang biasanya terlihat pada hampir semua negara dimana hukuman mati masih berlaku. Yakni sistem hukum yang tidak transparan, dimana keterangan mengenai siapa yang akan dijatuhi hukuman mati, bagaimana hukuman itu akan dijalankan, kapan dan dimana pelaksaannya itu biasanya dirahasiakan.

Jenis kejahatan yang bisa dijatuhi hukuman mati juga sangat luas, adanya kondisi dimana hukum memiliki aspek yang tidak adil, dan peluang untuk mendapatkan amnesti sangat kecil. Alasan lain yang menentang hukuman mati ialah, jika hukuman mati diharapkan dapat menimbulkan efek jera, tapi kenapa masih ada saja para pelaku kejahatan?

Melihat alasan hukuman mati yang masih kontroversial dan dianggap bertentangan dengan HAM, maka hukuman berat apa yang harus dijatuhkan kepada pelaku korupsi, sehingga benar-benar efektif dan menimbulkan efek jera. Hukuman yang berkaca dari China tapi juga sekaligus tak harus seekstrem seperti hukuman mati.

Hukuman yang memberatkan bagi para koruptor yang paling memungkinkan ialah hukuman penjara sekaligus subsider. Langkah ini diambil mengingat tidak sedikit terpidana korupsi lebih memilih hukuman penjara ketimbang membayar denda karena hukuman penjara relatif singkat.

Karena itulah, selain hukuman penjara dalam waktu yang cukup lama, koruptor juga harus mengembalikan uang negara yang semula dikorupsi. Selain bertujuan menimbulkan efek jera bagi koruptor, tuntutan hukuman penjara lebih tinggi mendorong terpidana berusaha keras membayar denda atas perbuatannya. Dengan begitu, lebih banyak uang negara yang dapat diselamatkan.

Selama ini penyitaan terhadap aset koruptor jarang dilakukan. Akibatnya, orang yang didakwa korupsi tetap mempunyai kesempatan untuk memiliki dan menggunakan harta hasil korupsinya. Bahkan, orang yang masih berstatus tersangka korupsi dapat kabur membawa asetnya. Pemberantasan korupsi memang tidak sekedar mengembalikan uang negara. Lebih penting dari itu, kejaksaan harus menindak tegas pelaku korupsi dan menjatuhkan hukuman seberat-beratnya terhadap koruptor. Jadi, selain subsider dan pengembalian aset negara yang telah dikorupsi, koruptor juga harus dihukum seberat-beratnya.

Sebab pelaksanaan hukuman koruptor yang sekarang belum mampu mengurangi koruptor dan menghilangkan korupsi. Maka para koruptor perlu diberi hukuman yang berefek menjerakan, bukan hanya sekedar memenjarakan dalam waktu singkat seperti selama ini terjadi. Dengan hukuman yang berat, bagi siapapun diharapkan akan merasa takut melakukan tindakan korupsi.

Itu harus sungguh-sungguh dilakukan pemerintah, karena korupsi adalah penyakit akut yang mendera bangsa ini dimana sudah menimbulkan kesengsaraan pada generasi sekarang. Karena itulah, pihak-pihak yang selama ini memperjuangkan pemberantasan korupsi harus terus berada di front terdepan supaya koruptor benar-benar enyah dari republik tercinta Indonesia.

Ismatillah A. Nu’adPeneliti Pusat Studi Islam dan Kenegaraan, Universitas Paramadina, Jakarta.