Jumat, 16 Agustus 2013

Jika Kelabu

Sejak hari dimana kehidupan harus disandarkan pada bantuan medis, setelah menyandarkan segalanya kepada Yang Maha Memiliki tentunya, semuanya terasa seperti kelabu. tak putih tak juga hitam. namun kelabu bukan berarti tak indah. ia tetap warna yang menghiasi dunia meski terlihat lesu dan pilu. namun kelabu tetaplah warna. ia memberi setitik penerangan diantara kegelapan, meski menggelapkan di dalam penerangan. kelabu rindu biru, ungu, atau bahkan warna salju. putih. indah.
tidak! kelabu tidak sedang meminta haru untuk apa yang ia genggam. dia tidak memaksa waktu untuk berputar dan mengubah segalanya sesuai apa yang ia harapkan.
bukan! bukan kelabu ingin mengubah takdirnya. bukan juga ia ingin mengawali dan mengakhiri takdir-Nya apalagi mengubah skenario kehidupan yang sudah tercatat sejak dalam buaian.
kelabu hanya ingin menikmati hidup dengan warna-warna indah lainnya. kelabu akan selalu dirindukan. bukankah itu yang selalu dikatakan? apa masa terindah dalam hidupmu? bukankah itu masa abu-abu? abu ibu it same with kelabu right?
tak akan ada tangis dari kelabu.
karena ia tetap menyapa dunia dengan canda, tawa dan terkadang yaa.... dengan duka.
tapi biarlah, meski duka itu ada kelabu tak akan pernah kecewa.
karena merah pun tak selamanya indah.
bukankah hidup itu kadang  berliku?
memaksa kita memilih untuk mengalah atau maju?
bukankah hidup itu perjuangan?
memberikan kita penderitaan dan kesedihan agar kita bersyukur atas indahnya sebuah senyuman :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar