Sabtu, 16 Maret 2013

Gigil Dalam Sesal


At-Taubah mengetukku tanpa basmalahMembawaku pada musim yang semakin menggilaKetika petang dan halilintar menenggelamkankuDalam gigil doa-doa curam malam kelamAku terbentuk menekurPada malam tebing cahayaTanpa arahAku  berkabut di musim bungaPagi-pagi kau semakin merasa kepedihanAku baru sadarKeriput dikulitkuJua benang-benang waktu dan gilasan debuBelum musnah dari tubuhkuMeski seribu badai meluluhkanAku tetap tenggelamDi kubang waktuDan semakin dalamAku menggigil ngeriRoh-rohku bersembunyi sebab gigil tadiAku mendengar suara Ijrail bernyanyiBegitu dekatBegitu hangatKugenggam kuat-kuat jasadkuAku belum mau mati TuhanBelum mau matiSebab disisa usiaAku  masih kemelut dalam kubang dosaBayang-bayang nerakaSakitnya siksaSempitnya kuburTuhan ku tak kuasaKupandangi lekat-lekat Ijrail mengembang sayapDi telaga air mata mengalir ke kubang dosaAku terisak badai semakin besarWaktu terus berlarutUsiaku luput dikubang mautTuhan,Bila diujung usiaKau terima sisa sepenggal sesalkuMungkin kurela sebab tak ingin juaAku semakin meraut surut dan semaputDalam kubang hitamSedang waktu Terus diterpa maut.  
 Created by: Widia Wijayanti -my best- :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar